Minggu, 26 Juni 2011

ALLOH itu AHAD (satu)

Alhamdulillahirobbil'alamin
Allohumma sholli 'ala muhammad wa 'ala ali muhammad
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ (1)
"Katakanlah: Dialah ALLOH, Yang Maha esa"
Dahhak meriwayatkan bahwa orang-orang musyrik mengutus kepada Nabi Muhammad SAW Amir bin Tufail, menyampaikan amanah mereka kepada Nabi, ia berkata: "Engkau telah memecah belahkan keutuhan kami, memaki-maki "tuhan" kami, berubah agama nenek moyangmu. Jika engkau miskin dan mau kaya kami berikan engkau harta. Jika engkau gila kami obati. Jika engkau ingin wanita cantik akan kami kawinkan engkau dengannya". Nabi menjawab:

لست بفقير ولا مجنون ولا هويت امرأة أنا رسول الله أدعوكم من عبادة الأصنام إلى عبادته. فأرسلوه ثانية وقالوا: قل له بين لنا جنس معبودك. امن ذهب أو من فضة؟ فأنزل الله هذه السورة. 

Artinya:
"Aku tidak miskin, tidak gila, tidak ingin kepada wanita. Aku adalah Rasul Allah, mengajak kamu meninggalkan penyembahan berhala dan mulai menyembah Allah Yang Maha Esa", kemudian mereka mengutus utusannya yang kedua kalinya dan bertanya kepada Rasulullah. Terangkanlah kepada kami macam Tuhan yang engkau sembeh itu. Apakah Dia dari emas atau perak?", lalu Allah menurunkan surah ini.
(HR. Dahhak)
Surah ini meliputi dasar yang paling penting dari risalah Nabi SAW. iaitu mentauhidkan Allah dan menyucikan-Nya serta meletakkan pedoman umum dalam beramal sambil menerangkan amal perbuatan yang baik dan yang jahat, menyatakan keadaan manusia sesudah mati mulai dari sejak berbangkit sampai dengan menerima balasannya berupa pahala atau dosa.
Telah diriwayatkan dalam hadis, "Bahwa surah ini sebanding dengan sepertiga Alquran," karena barang siapa menyelami artinya dengan bertafakur yang mendalam, niscaya jelaslah kepadanya bahwa semua penjelasan dan keterangan yang terdapat dalam Islam tentang tauhid dan kesucian Allah dari segala macam kekurangan merupakan perincian dari isi surah ini.
Pada ayat ini Allah menyuruh Nabi-Nya menjawab pertanyaan orang-orang yang menanyakan tentang sifat Tuhannya, bahwa Dia adalah Allah Yang Maha Esa, tidak tersusun dan tidak berbilang, karena berbilang dalam susunan zat berarti bahwa bagian kumpulan itu memerlukan bagian yang lain, sedang Allah sama sekali tidak memerlukan sesuatu apapun. Tegasnya keesaan Allah itu meliputi tiga hal: Dia Maha Esa pada zat-Nya, Maha Esa pada sifat-Nya dan Maha Esa pada afal-Nya.
Maha Esa pada zat-Nya berarti zat-Nya tidak tersusun dari beberapa zat atau bagian. Maha Esa pada sifat-Nya berarti tidak ada satu sifat makhlukpun yang menyamai-Nya dan Maha Esa pada af'al-Nya berarti hanya Dialah yang membuat semua perbuatan sesuai dengan firman-Nya. 

إنما أمره إذا أراد شيئا أن يقول له كن فيكون
Artinya:
Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia.
(Q.S. Yasin: 82).

Selasa, 21 Juni 2011

Hukum Islam itu ADIL

Bismillahirrohmanirrohim
Alhamdulillahirobbil'alamin
Allohumma sholli'ala muhammad wa 'ala ali muhammad
Saya sangat sedih, kecewa dan marah ketika menyaksikan siaran di TV swasta,hukum ALLOH yang sangat indah dan adil dilecehkan oleh orang yang "mengaku agamanya ISLAM" tapi setelah saya baca Al-Qur'an surat Al-baqoroh ayat 178 tentang qishos yang terjemahannya:

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi maaf) membayar (diat) kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih" 
ternyata panggilannya ditujukan kepada orang-orang yang beriman, o berarti orang-orang yang berbicara yang tidak menerima hukum islam (qishos) tersebut berarti bukan orang beriman.
Seorang pembawa acara dengan seenaknya mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW dan kholifah Umar bin Khottob tidak melaksanakannya, naudzubillah, kata siapa???? Saya ga habis pikir padahal dia itu sarjana, seorang direktur tapi tidak menggunakan logika akalnya secara benar (ini membuktikan bahwa Alloh memberikan hidayah pada orang yang dikehendakinya). Coba pikir secara bijak, mana mungkin Nabi sebagai orang yang paling bertaqwa diantara manusia dan kholifah umar yang jelas dijamin masuk surga (kita tidak ada jaminan) mengingkari/mengkufuri perintah/ayat ALLOH (tidak melaksanakan hukum islam/qishos). Astaghfirulloh sangat salah sekali pemikiran tersebut (menuduh Nabi dan kholifah tidak melaksanakan hukum islam). Dia mengambil sejarah ketika ada seorang perempuan yang berzina datang kepada nabi minta dihukum rajam, katanya tidak dihukum tetapi disuruh bertaubat, coba baca sejarah yang lengkap jangan sepotong-sepotong